PENAJAM – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) membuat gebrakan besar dalam upaya memodernisasi sektor pertanian daerahnya dengan berencana mendistribusikan puluhan unit Drone Seeder canggih kepada para petani yang tersebar di setiap kecamatan. Langkah ini digadang-gadang menjadi solusi efisien untuk menjawab tantangan waktu dan tenaga dalam proses penanaman padi.
Program pengadaan Drone Seeder ini merupakan wujud nyata kepedulian dan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI terhadap peningkatan kesejahteraan petani di PPU.
Teknologi nirawak ini dipilih karena mampu menawarkan efisiensi tinggi, memungkinkan proses penanaman padi dilakukan jauh lebih cepat serta menghemat waktu dibandingkan metode konvensional yang mengandalkan tenaga manusia.
Kepala Distan PPU, Andi Trasodiharto, menjelaskan bahwa kemampuan Drone Seeder ini tidak hanya terbatas pada fungsi utamanya sebagai alat penanam benih sebar. Menurutnya, perangkat modern yang dioperasikan melalui kontrol jarak jauh atau remote ini juga memiliki fungsi ganda yang sangat berguna, yakni untuk melakukan penyemprotan hama dan penyakit pada tanaman padi.
“Untuk saat ini, sebanyak 29 Balai Pertanian (BP) mengusulkan Drone Seeder semua. Jadi kalau tahun ini dapat, kita bisa menerima sebanyak 29 unit,” terangnya saat ditemui pada Senin (17/11/2025).
Sebanyak 29 unit yang diusulkan tersebut akan didistribusikan merata ke berbagai wilayah sentra pertanian. Di Kecamatan Penajam, unit akan dialokasikan ke Kelurahan Saloloang dan Desa Sidorejo. Sementara itu, Kecamatan Waru akan mendapat jatah di Desa Sesulu, Desa Bangun Mulyo, dan Kelurahan Waru.
Distribusi paling masif direncanakan untuk wilayah Kecamatan Babulu yang merupakan lumbung padi PPU, dengan alokasi unit untuk sepuluh desa dan kelurahan yang ada.
“Pemerataan ini diharapkan dapat menjangkau kelompok tani yang paling membutuhkan, khususnya di lahan-lahan yang termasuk dalam program optimasi pertanian daerah,” jelasnya.
Namun, Andi Trasodiharto juga menyampaikan bahwa ada beberapa wilayah yang belum bisa menerima bantuan ini, salah satunya Desa Rintik yang tidak termasuk dalam skema optimasi lahan.
“Hal tersebut bisa terjadi karena memiliki luas lahan yang sedikit,” pungkasnya. (ADV/CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!







