PHKT Tingkatkan Kemandirian Pangan di Penajam Paser Utara melalui Program Semur Cendawan

Foto: Manager Communication Relations & CID PHI, Dony Indrawan, mengunjungi lokasi Program Semur Cendawan di Kelurahan Waru pada Kamis (25/7). (DOK. CahayaBorneo.com)

PENAJAM – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), terus mendukung program Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dalam mendorong kemandirian pangan di wilayah tersebut. Melalui program CSR Semur Cendawan (Semai Jamur dengan Cerdas dan Berwawasan Pangan), PHKT mengembangkan kapasitas kelompok tani dalam budidaya jamur, serta mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi limbah serbuk kayu dan emisi karbon.

Dalam rangka memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program, Manager Communication Relations & CID PHI, Dony Indrawan, mengunjungi lokasi Program Semur Cendawan di Kelurahan Waru pada Kamis (25/7) sebagai bagian dari kegiatan monitoring and evaluation (monev) secara berkala.

“Kami ingin memastikan bahwa implementasi program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), seperti program Semur Cendawan, telah sesuai dengan rencana dan tujuan yang ditetapkan sehingga keberhasilan dan dampak program akan dapat dirasakan dan terukur,” jelas Dony.

Program Semur Cendawan telah berjalan sejak tahun 2022.

Dony juga menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan program Semur Cendawan yang meraih penghargaan Platinum Elite pada Nusantara CSR Awards 2024 untuk kategori Mengakhiri Kelaparan melalui program CSR, serta the SME CSR Awards (anugerah UMKM TJSL) Asia 2024.

 “Pada tahun 2023, program ini juga membawa PHKT-DOBS meraih penghargaan Emas pada Anugerah Lingkungan PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).” kata dia.

Baca Juga :  Sky Taxi IKN Telah Sampai di Balikpapan, Juni akan Diujicoba

Menurut Dony, PHI dan anak perusahaan serta afiliasinya terus mengembangkan berbagai program CSR di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan untuk mendukung pengembangan dan kemandirian masyarakat. 

“Di Program Semur Cendawan ini, kami berharap para petani jamur di Kelurahan Waru dapat terus meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, sehingga mereka akan menjadi masyarakat yang mandiri dan sejahtera,” tutur Dony kepada wartawan yang ikut mengunjungi lokasi program.

GM Zona 10 Subholding Upstream Pertamina, Yoseph Agung Prihartono, menjelaskan bahwa potensi budidaya jamur melalui Program Semur Cendawan dapat menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan pangan dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan. 

“Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Dinas Ketahanan Pangan, SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi, dan penerima manfaat, akan menciptakan manfaat dan nilai yang dinikmati bersama (creating shared value).” kata Yoseph.

Yoseph percaya bahwa Program Semur Cendawan dapat menjadi solusi bagi Kabupaten PPU dalam menghadapi tantangan di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan, khususnya sumber pangan alternatif, seiring dengan statusnya sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Head of CRC Zona 10, Dharma Saputra, menjelaskan berbagai inovasi yang dikembangkan dalam program ini, antara lain intensifikasi pertanian di lahan pekarangan melalui pembangunan apartemen jamur, pembentukan pusat pembelajaran (learning center), Model Bisnis Inti Plusma, Olahan Produk Jamur, serta penerapan teknologi sederhana seperti Sterilisasi Media Jamur Dalam Bejana (SEMENJANA), Pengkabut Rumah Cendawan dengan Terencana (BUMANTARA), dan Kompor Minyak Jelantah (KOMJEN). 

Baca Juga :  Dinkes PPU Perluas Jangkauan Layanan Kesehatan dengan Posyandu ILP
Foto: Manager Communication Relations & CID PHI, Dony Indrawan saat memanen jamur tiram. (DOK. CahayaBorneo.com)

“Pusat pembelajaran dalam program ini menjadi media pembelajaran kolektif bagi kelompok atau masyarakat yang ingin memiliki komoditas penyangga di pekarangan melalui budidaya jamur tiram dan hortikultura,” papar Dharma yang meraih predikat terbaik pertama dari 41 peserta C.MBA-CSR pada malam penganugerahan Nusantara CSR Award 2024.

Program Semur Cendawan ini juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dengan mengurangi limbah serbuk kayu sebesar 240 ton per tahun dan emisi sebesar 40,77 ton CO2/tahun. Alat inovasi SEMENJANA dapat mengurangi heat loss sebesar 0,37 GJ/tahun dan mereduksi emisi sebesar 11.572 CO2 eq/tahun dari pemanfaatan 125.000 baglog per tahun. Budidaya jamur menghasilkan limbah baglog sebanyak 36 ton per tahun, yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik tanaman hortikultura, mengurangi penggunaan pupuk kimia sebesar 54 ton CO2eq/tahun.

PHKT berkolaborasi dengan PT Patra Drilling Contractor (PDC) memberikan 20 liter paket Kompor Jelantah (KOMJEN) dengan solar panel pada 16 Juni 2024, yang membantu proses sterilisasi baglog media tanam jamur tiram kepada mitra binaan Program Semur Cendawan.

Alat SEMENJANA dan BUMANTARA dapat mengurangi biaya produksi hingga 42 persen, memberikan pendapatan mitra inti rata-rata sebesar Rp1.343.750 per bulan, dan mitra Plusma mendapatkan pasar tetap dengan menjual jamur ke mitra inti seharga Rp35 ribu per kg.

PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka di Kalimantan Timur. Melalui kerja sama dengan SKK Migas, PHKT bersama  anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com. (CB/Rilis/Pertamina/DMS)

Baca Juga :  Faeyza Asal Penajam Ingin Jadi Atlit Nasional

 

Tim Redaksi CahayaBorneo.com



Post ADS 1
Post ADS 1