Disbudpar PPU dan Kesultanan Paser Bersinergi Lestarikan Budaya di Tengah Modernisasi

Foto: Sultan Paser, Yang Mulia (YM) Aji Muhammad Jarnawi. (DOK. CahayaBorneo.com)

PENAJAM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Penajam Paser Utara (PPU) bersama Kesultanan Paser menyelenggarakan seminar bertema “Melindungi dan Melestarikan Budaya Lokal”, sebagai bentuk komitmen dalam menjaga warisan budaya Paser yang semakin terancam oleh perkembangan zaman dan teknologi.

Sultan Paser, Yang Mulia (YM) Aji Muhammad Jarnawi, menekankan pentingnya keberlanjutan budaya lokal di tengah perubahan besar yang dihadapi PPU dan Paser, terutama dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Kehadiran kita di sini adalah untuk memastikan budaya Paser tetap hidup dan berkembang. Budaya adalah identitas yang harus kita jaga bersama,” ujar Sultan saat memberikan sambutan di Aula Kantor Bupati PPU, Kamis (5/9/2024).

Dalam upaya menjaga budaya lokal, Sultan Paser mengedepankan pentingnya bahasa daerah sebagai komponen utama pelestarian budaya. Salah satu langkah konkret yang telah diambil adalah penerapan muatan lokal bahasa Paser di sekolah-sekolah. Sultan berharap agar bahasa ini menjadi alat untuk memperkuat identitas generasi muda.

“Bahasa adalah kunci utama dalam menjaga budaya. Dengan mengajarkan bahasa Paser di sekolah, kita menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah kurangnya guru yang menguasai bahasa ini. Untuk itu, kami berharap orang tua dan masyarakat yang bisa berbahasa Paser turut berperan dalam pengajarannya,” jelas Sultan Jarnawi.

Menurutnya, langkah tersebut merupakan bagian penting dari upaya mempertahankan identitas Paser di tengah pesatnya pembangunan dan modernisasi.

Baca Juga :  Legislatif Penajam Minta Tetapkan KIB Melalui Peraturan Daerah

Selain bahasa, Sultan juga berharap budaya khas Paser, seperti tarian Ronggeng, dapat dikembangkan dan dikemas sebagai warisan budaya yang tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga mampu menjadi kebanggaan nasional.

“Tarian Ronggeng dan berbagai budaya Paser lainnya memiliki potensi untuk menjadi daya tarik budaya nasional. Budaya bukanlah pemecah, melainkan pemersatu. Dimanapun kita berada, kita harus selalu menjunjung tinggi budaya lokal,” tutupnya. (CB/DADM)

 

Tim Redaksi CahayaBorneo.com



Post ADS 1
Post ADS 1