NASIONAL – Dunia berduka atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, pada Senin, 21 April 2025. Paus asal Argentina tersebut meninggal dunia di usia 88 tahun setelah menjalani perawatan intensif selama lebih dari satu bulan akibat komplikasi penyakit pneumonia ganda.
Penyebab Kematian: Pneumonia Ganda
Paus Fransiskus wafat akibat pneumonia bilateral (pneumonia ganda) yang menyerang kedua paru-parunya. Beliau sempat menjalani perawatan selama 38 hari di rumah sakit Vatikan sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Sejak usia muda, Paus Fransiskus hanya memiliki satu paru-paru akibat operasi pengangkatan paru-paru kanan saat remaja. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam perjuangannya melawan infeksi paru-paru yang parah.
Reaksi Dunia atas Wafatnya Paus Fransiskus
Kabar duka ini menyentuh hati umat Katolik di seluruh dunia. Di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, ribuan umat berkumpul dalam suasana hening, penuh doa dan penghormatan terakhir. Lilin dinyalakan, doa Rosario dilantunkan, dan tangisan duka terdengar di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Eropa, hingga Asia termasuk Indonesia.
Di Indonesia, umat Katolik menggelar misa requiem dan doa bersama. Kardinal Ignatius Suharyo dalam pernyataannya menyebut Paus Fransiskus sebagai pribadi yang rendah hati, penuh kasih, dan sangat peduli terhadap isu-isu sosial global seperti kemiskinan, perubahan iklim, dan pengungsi.
Warisan dan Pengaruh Paus Fransiskus
Paus Fransiskus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, terpilih sebagai Paus ke-266 pada tahun 2013 menggantikan Paus Benediktus XVI. Ia dikenal sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin dan juga Paus pertama dari Ordo Jesuit. Sepanjang masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok reformis yang memperjuangkan keterbukaan, inklusivitas, serta keadilan sosial dalam Gereja Katolik.
Salah satu momen bersejarah dalam kepemimpinannya adalah kunjungan apostolik ke Indonesia pada tahun 2023, di mana beliau disambut hangat oleh umat lintas agama dan menegaskan pentingnya dialog antarumat beragama.
Selain itu, Paus Fransiskus juga dikenal menolak kemewahan Vatikan dengan memilih tinggal di rumah tamu sederhana Domus Sanctae Marthae daripada di Istana Apostolik. Ia juga sering terlihat turun langsung menyapa umat, mencium bayi, dan mendoakan orang-orang sakit serta miskin.
Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
Vatikan telah mengumumkan bahwa prosesi pemakaman Paus Fransiskus akan digelar secara sederhana, sesuai dengan permintaan beliau semasa hidup. Peti jenazah yang akan digunakan terbuat dari kayu biasa yang dilapisi seng, mencerminkan semangat kesederhanaan yang selalu beliau junjung tinggi.
Lokasi pemakaman rencananya akan berada di luar Vatikan, berbeda dari tradisi sebelumnya, namun masih berada di lingkungan yang dekat dengan umat. Umat Katolik di seluruh dunia diundang untuk mengikuti misa pemakaman secara daring maupun melalui siaran televisi.
Apa Selanjutnya? Konklaf Pemilihan Paus Baru
Dengan wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik Roma akan memasuki masa sede vacante—masa kosongnya tahta kepausan. Dalam waktu dekat, Dewan Kardinal akan menggelar konklaf di Kapel Sistina, Vatikan, untuk memilih Paus baru.
Pemilihan Paus selalu menjadi momen penting dalam sejarah Gereja Katolik, dan dunia kini menantikan siapa sosok yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan spiritual lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia. (CB/NANABQ)