Paus Fransiskus: Pemimpin Gereja Katolik yang Membumikan Kasih dan Kesederhanaan

Paus Fransiskus, sumber: pixabay

NASIONAL – Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik ke-266, bukan hanya dikenal sebagai tokoh spiritual, tetapi juga sebagai simbol perubahan, kasih, dan perjuangan untuk kaum marginal. Sosok yang penuh kelembutan ini telah mencatatkan sejarah sebagai Paus pertama dari benua Amerika Latin dan dari ordo Serikat Yesus (Jesuit). Di balik jubah putihnya, tersembunyi perjalanan panjang penuh tantangan, refleksi, dan pengabdian.


Awal Kehidupan: Dari Buenos Aires ke Takhta Suci

Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Ia adalah anak sulung dari lima bersaudara dalam keluarga imigran Italia. Ayahnya seorang pekerja kereta api, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga yang taat beragama.

Sebelum memilih jalan spiritual, Bergoglio sempat menempuh pendidikan sebagai teknisi kimia. Namun, panggilan jiwanya membawanya ke Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto, dan pada tahun 1958 ia bergabung dengan Serikat Yesus. Pendidikan teologinya ia tempuh di Colegio de San José, San Miguel, di mana ia belajar filsafat dan teologi.

Tahun 1969, ia ditahbiskan sebagai imam. Tak lama kemudian, karier rohaninya terus menanjak hingga akhirnya ditunjuk sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada 1998, dan kemudian diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada 2001.

Menjadi Paus: Sebuah Tonggak Sejarah
Tanggal 13 Maret 2013 menjadi hari bersejarah. Setelah pengunduran diri Paus Benediktus XVI, Jorge Mario Bergoglio terpilih sebagai Paus dan mengambil nama Fransiskus, merujuk pada Santo Fransiskus dari Assisi, simbol kesederhanaan dan cinta kasih terhadap kaum miskin.
Dengan pemilihan ini, Gereja Katolik mencatat sejarah:
– Paus pertama dari Amerika Latin.
– Paus pertama dari ordo Yesuit.
– Paus pertama yang menggunakan nama Fransiskus.

Kepemimpinan yang Menyentuh Hati Umat
Sejak awal kepausannya, Paus Fransiskus sudah memberi kesan kuat lewat gaya hidup yang sederhana. Ia menolak tinggal di Apartemen Apostolik Vatikan dan memilih tinggal di wisma tamu Domus Sanctae Marthae. Ia sering terlihat menggunakan mobil sederhana dan menolak kemewahan simbolik.

Beberapa aksi nyata yang menggambarkan pendekatannya yang humanis
– Memeluk penderita penyakit kulit langka di Lapangan Santo Petrus, yang menjadi simbol kuat kepeduliannya pada kaum termarjinalkan.
– Mencuci kaki para tahanan, termasuk wanita dan penganut agama lain, saat perayaan Kamis Putih – praktik yang sebelumnya tak lazim dilakukan seorang Paus.
– Memberi suara lantang untuk pengungsi, kaum miskin, dan korban perdagangan manusia.

Pemikiran Progresif dan Terbuka

Paus Fransiskus membawa angin segar dalam doktrin Gereja yang selama ini dikenal konservatif. Beberapa pendekatannya yang menonjol:
– Kesetaraan dan inklusivitas: Ia menekankan bahwa Gereja adalah rumah bagi semua, termasuk kelompok minoritas seksual, meskipun tetap mempertahankan ajaran tradisional.
– Keadilan sosial dan lingkungan: Dalam ensiklik Laudato Si’ (2015), ia menegaskan pentingnya menjaga lingkungan dan mengkritik keras kapitalisme yang merusak bumi.
– Dialog antaragama: Paus Fransiskus aktif menjalin hubungan baik dengan pemimpin agama lain, mendorong toleransi dan perdamaian dunia.

Warisan dan Inspirasi

Hingga akhir hayatnya pada 21 April 2025, Paus Fransiskus terus menjadi figur penting bagi jutaan umat Katolik dan masyarakat dunia. Ia meninggalkan jejak berupa:
– Gereja yang lebih dekat dengan umat, terutama mereka yang lemah dan tertindas.
– Kepemimpinan berbasis kasih, bukan kekuasaan.
– Pemikiran progresif yang membawa Gereja lebih relevan dengan dinamika zaman.

Seorang Paus yang Membumi
Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin Gereja Katolik, melainkan pemimpin spiritual dunia yang kehadirannya melampaui sekat agama dan budaya. Lewat gaya hidupnya yang sederhana, tindakannya yang penuh kasih, dan pemikirannya yang terbuka, ia memberi makna baru tentang kekuatan dalam kelembutan.

Dalam dunia yang kerap keras dan terpolarisasi, sosok Paus Fransiskus menjadi cahaya—sebuah pengingat bahwa kerendahan hati dan cinta kasih tetap relevan dan dibutuhkan. (CB/NANABQ)

Post ADS 1
Post ADS 1