PENAJAM— Pengembangan kawasan industri di Penajam Paser Utara (PPU)! Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten PPU mengumumkan bahwa pembangunan infrastruktur krusial, yakni akses jalan menuju Kawasan Industri Buluminung (KIB), akan segera dimulai.
Proyek strategis dengan nilai investasi mencapai Rp50,6 miliar ini diproyeksikan akan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi regional dan memperlancar arus logistik. Kepastian dimulainya proyek ini semakin menguat seiring dengan perkiraan terbitnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) pada pertengahan Juni mendatang.
Kepala Bidang Bina Marga DPUPR PPU, Petriandy Ponganton Pasulu, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan segala administrasi dan teknis untuk memulai pekerjaan fisik di lapangan.
“Proyek ini menunggu terbitnya DPA, yang informasinya akan keluar pertengahan bulan ini,” ujarnya pada Senin (03/06/2025).
DPA sendiri merupakan fondasi legal bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk merealisasikan anggaran, termasuk untuk proyek-proyek infrastruktur vital seperti akses jalan KIB ini.
Jalan sepanjang total 12 kilometer ini dirancang untuk menjadi jalur konektivitas utama, menghubungkan Pelabuhan Benuo Taka di Kelurahan Buluminung melalui jalur Perkebunan Kebun Mandiri Sejahtera (KMS) hingga mencapai Simpang Silkar di Kilometer 10, Desa Girimukti, Kecamatan Penajam. Pada tahap awal pengerjaan, fokus akan diarahkan pada pembangunan fisik sepanjang 8 kilometer.
“Ya, proyek KIB ini sudah berkontrak. Nilai anggarannya tetap, tidak ada pengurangan. Kontraknya sebesar Rp50,6 miliar. Kontraknya berjalan selama 210 hari. Kami upayakan sebelum kontrak habis pengerjaan ini rampung,” tegasnya.
Pendanaan proyek ini sepenuhnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) PPU Tahun Anggaran 2025 murni. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi pembangunan badan jalan secara keseluruhan, pekerjaan tanah yang signifikan, serta pembangunan sistem drainase yang memadai untuk memastikan keberlangsungan infrastruktur jalan dalam jangka panjang.
Meskipun kontrak telah ditandatangani, Petriandy menjelaskan bahwa ada tahapan krusial yang harus dilalui sebelum eskavator dan alat berat lainnya bergerak di lapangan. Tahapan tersebut adalah rapat koordinasi awal atau Baseline Coordination Meeting (BCM).
“Masih ada rapat BCM terlebih dahulu. Itu rapat persiapan sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, termasuk pengukuran awal dan penyesuaian patok MC0 antara dokumen kontrak dan kondisi aktual di lapangan,” paparnya.
Sebagai informasi, Patok MC0 memegang peranan vital sebagai titik awal referensi pengukuran dalam proyek pembangunan jalan. Akurasi penentuan titik ini antara dokumen perencanaan dan kondisi riil di lapangan sangat penting. Jika ditemukan ketidaksesuaian, mekanisme adendum kontrak dapat ditempuh untuk melakukan penyesuaian pekerjaan tanpa melanggar regulasi pengadaan yang berlaku.
Dengan segala persiapan yang tengah dimatangkan, harapan besar tertumpu pada proyek akses jalan KIB ini. Diharapkan, rampungnya infrastruktur ini akan secara signifikan meningkatkan daya saing Kawasan Industri Buluminung, menarik lebih banyak investasi, menciptakan lapangan kerja baru, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. (ADV/CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!