PENAJAM— Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) sampai saat ini berusaha menjadikan wilayahnya menjadi kota digital dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dengan pendidikannya.
Tetapi terdapat tantangan tersendiri, untuk bagaimana nantinya agar anak didik mereka tidak terlalu terjerumus dalam dunia digital dan tidak melupakan jati diri mereka sebagai bangsa dan bernegara.
Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat, OIKN, Drs. Alimuddin, memberikan arahan agar para peserta didik nantinya tidak terlalu bergantung pada dunia digital, dengan melihat seperti negara maju yang membatasi anak didik mereka untuk bergantung kepada smartphone atau digital.
“Supaya mungkin, mereka nantinya tidak sangat bergantung kepada sebuah tools, atau website seperti chetGPT dan sebagainya, kalaupun menggunakan website tersebut, itupun harus digerakkan kita,” ujarnya pada Minggu (15/6/2025).
Seperti misalnya manusia menggunakan Artificial Intelligence (AI), tidak serta merta menggunakan apa yang kita inginkan, akan tetapi, ia menerangkan agar harus lebih mendalam bagaimana cara kerja AI.
“Agar bagaimana kita yang mengelola AI itu sendiri bukan kita yang dikelola,” jelasnya.
Lebih lanjut, ada berapa sekolah yang sudah menggunakan sistem digital seperti di SMP 02 dan SMA 3, tetapi masih dalam tahap penyesuaian agar bagaimana nantinya sekolah sekolah lain dapat mengikuti sistem digital.
“Digital ini merupakan bukan sesuatu yang baru, tapi sesuatu yang terung berjalan dan terus berkembang, karena dunia digital itu tidak selalu berhenti pastinya akan ada perubahan perubahan,” terangnya.
Oleh karenanya, para guru harus mengubah cara belajarnya yang mana harus mengedepankan digital dan sebagai pendidik harus selalu menanamkan nilai nilai kebangsaan kepada anak didik mereka. (CB/AJI)
Reporter : Aji Yudha
Editor : Nanabq
Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!