PENAJAM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tengah gencar menggali potensi wisata sejarah dan budaya di daerah Benuo Taka. Upaya ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan warisan budaya lokal sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini fokus pada pengembangan sejumlah destinasi wisata bersejarah. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kompleks makam para pahlawan di Tepian Dalam Muara Sesulu, seperti makam Aji Raden Kusuma, Anden Oko, Anden Gedang, dan Aji Natam.
“Makam para pahlawan ini merupakan situs bersejarah yang sangat penting bagi masyarakat PPU. Kami ingin menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata religi dan sejarah yang menarik,” ujar Juzlizar, Rabu (11/12/2024).
Selain makam para pahlawan, meriam Jepang yang terletak di Gunung Steleng juga menjadi perhatian khusus. Benda peninggalan Perang Dunia II ini dianggap sebagai saksi bisu sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
“Meriam Jepang ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kami berencana untuk mengembangkan kawasan sekitar meriam ini menjadi semacam mini museum atau monumen perjuangan,” imbuhnya.
Juzlizar menjelaskan bahwa pihaknya terinspirasi dari Kota Balikpapan yang setiap tahunnya menggelar acara tabur bunga di Teluk Balikpapan untuk menghormati para pahlawan. Kegiatan serupa, menurutnya, dapat juga dilakukan di PPU untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan mengenalkan sejarah kepada generasi muda.
Untuk mewujudkan pengembangan wisata sejarah ini, Disbudpar PPU menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait dengan ketersediaan infrastruktur dan pengelolaan destinasi. Pembebasan lahan untuk pembangunan fasilitas pendukung seperti tempat parkir, toilet, dan pusat informasi masih menjadi kendala utama.
“Kami berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan penuh dalam upaya pengembangan wisata sejarah ini. Selain itu, kerja sama dengan masyarakat sekitar juga sangat penting untuk menjaga kelestarian situs-situs bersejarah,” ungkap Juzlizar.
Pengembangan wisata sejarah di PPU diyakini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Selain meningkatkan kunjungan wisatawan, sektor pariwisata juga dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
“Dengan pengelolaan yang baik, wisata sejarah dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah yang sangat potensial,” tegas Juzlizar.
Disbudpar PPU optimistis bahwa dengan dukungan semua pihak, wisata sejarah di Benuo Taka dapat berkembang pesat dan menjadi salah satu daya tarik wisata baru di Kalimantan Timur. (CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com