PPU Ditetapkan Sebagai Lokasi Dampingan Program USAID SELARAS Percepatan Pengelolaan Sampah di Indonesia 

Foto: Penjabat Bupati PPU, Makmur Marbun. (DOK. Istimewa)

JAKARTA – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) di Kalimantan Timur telah ditetapkan sebagai salah satu lokasi Program USAID SELARAS  bersama 18 Kabupaten/kota se Indonesia untuk mempercepat pengelolaan sampah di Indonesia.  Keputusan ini dibuat oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia.

Penjabat Bupati PPU, Makmur Marbun, mengungkapkan kegembiraannya setelah acara peluncuran nasional program ini di Jakarta. PPU adalah satu-satunya wilayah di Kalimantan yang terpilih bersama 18 kabupaten/kota lainnya di Indonesia sebagai lokasi dampingan USAID SELARAS. Marbun menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada PPU sebagai lokasi calon Ibukota Negara (IKN) yang baru, serta perannya sebagai penyangga bagi IKN.

” Ya, pertama memang pertimbangannya PPU saat ini sebagai lokasi Ibukota Negara (IKN). Kemudian karena saya orang Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) jadi memang saya minta PPU agar diprioritaskan karena menyongsong hadirnya IKN, dan PPU  sebagai penyangga IKN,” kata Makmur Marbun, Selasa, (9/7/2024). 

Diakui Makmur Marbun bawa terkait ini kabupaten PPU sebenarnya belum siap. Karena kehadiran jumlah penduduk di IKN dapat dipastikan volume sampah yang ada di daerah bakal meningkat drastis. 

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Buluminung, kabupaten PPU saat ini sambung dia, hanya dikelola untuk wilayah PPU.  Belum lagi sampah yang dihasilkan  dari sisa-sisa bangunan pengerjaan IKN. Sehingga pengelolaan sampah di PPU ini memang harus diprioritaskan. 

Baca Juga :  Pj Bupati PPU: Semangat Gotong Royong Harus Menjadi Budaya di Masyarakat

” Kita bersyukur Bappenas setuju itu. Sehingga kedepan pengelolaannya tidak lagi manual dan saya minta pendanaan itu harus dibantu. Kita tidak mungkin sanggup karena PPU penyangga IKN,  sementara kita juga tidak boleh menolak sampah yang berasal dari IKN,” kata Makmur Marbun. 

Sementara Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Ervan Maksum saat peluncuran program ini mengatakan bahwa sampah saat ini tidak hanya menjadi masalah di kota-kota besar di Indonesia. Tetapi juga menjadi masalah global. Baik terkait dengan tata kelola  maupun dampak yang ditimbulkan. 

“ Persoalan sampah di Indonesia ini memang merupakan isu global tetapi penanganannya harus dengan pendekatan lokal yang Intens dari hulu ke hilir,” kata Ervan Maksum. 

Seperti diketahui,  USAID SELARAS merupakan program yang digagas Kementerian Bappenas untuk memajukan tujuan pembangunan Indonesia dengan mengurangi sumber polusi plastik laut dan emisi gas metana di daratan dengan mendorong sistem pengelolaan sampah dan daur ulang yang berkelanjutan serta terintegrasi di perkotaan. 

Program ini digagas sekaligus mewujudkan komitmen kabupaten/kota terhadap aksi menuju reformasi pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu ke hilir di Indonesia. 

Kegiatan ini mencakup tata kelola, pembiayaan, perluasan layanan, dan perubahan perilaku sosial di sektor persampahan melalui kemitraan dengan sektor swasta, masyarakat sipil, dan pemerintah kota. USAID SELARAS ini juga akan bekerja di 18 kabupaten/kota salah satunya adalah di kabupaten PPU, Kalimantan Timur (Kaltim). 

Baca Juga :  KPU Kabupaten Penajam Paser Utara Targetkan Partisipasi Pemilih 80 Persen

Kegiatan ini ditandai dengan penandatanganan Deklarasi dukungan pemerintah daerah untuk percepatan pengelolaan sampah terpadu dan berkelanjutan sebagai komitmen kepala daerah dari 18 Kabupaten/kota di Indonesia. Salah satunya tampak Pj. Bupati PPU, Makmur Marbun. (ADV/CB/Rilis)

Tim redaksi CahayaBorneo.com

Post ADS 1
Post ADS 1