PENAJAM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tengah gencar melakukan revitalisasi terhadap ekowisata mangrove yang terletak di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam.
Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan kejayaan wisata mangrove yang sempat meredup beberapa tahun lalu.
Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Wisata, Julizar Rakhman, mengungkapkan bahwa revitalisasi ini menjadi langkah strategis untuk menghidupkan kembali minat wisatawan terhadap ekowisata mangrove.
“Kondisi ekowisata mangrove pada tahun 2017 hingga 2020 cukup memprihatinkan dengan kerusakan pada beberapa fasilitas,” ujar Julizar, Senin (04/11/2024)
Sebelum mengalami penurunan pengunjung, ekowisata mangrove Kampung Baru merupakan destinasi favorit, terutama pada akhir pekan. Ribuan wisatawan dari berbagai daerah kerap mengunjungi kawasan ini untuk menikmati keindahan alam dan keunikan ekosistem mangrove.
“Kami optimistis, dengan revitalisasi ini, ekowisata mangrove dapat kembali menjadi primadona wisata di PPU,” tambah Julizar.
Untuk mewujudkan target tersebut, Pemerintah Kabupaten PPU telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2 miliar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Murni 2024. Dana tersebut digunakan untuk perbaikan infrastruktur, penambahan fasilitas, serta pengembangan program edukasi.
“Saat ini, progres pekerjaan revitalisasi telah mencapai sekitar 60 persen. Kami optimistis proyek ini dapat rampung sesuai target pada akhir tahun 2024,” ungkap Julizar.
Selain keindahan alamnya, ekowisata mangrove Kampung Baru juga memiliki keunikan tersendiri. Kawasan ini merupakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna, seperti pohon ketapang, api-api jambu, bakau hitam, perepat putih, api-api bulu, burung raja udang, dan elang bondol.
“Pengunjung dapat belajar tentang keanekaragaman hayati mangrove melalui papan edukasi yang telah dipasang di beberapa titik,” jelas Julizar.
Julizar berharap, revitalisasi ekowisata mangrove Kampung Baru dapat berjalan lancar tanpa kendala. Ia juga berharap, masyarakat dan wisatawan dapat bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan sehingga ekowisata mangrove dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.
“Kami mengajak seluruh pihak untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata di PPU,” pungkas Julizar. (ADV/CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com