PENAJAM – Legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) menilai pembangunan bendung Sungai Talake Kabupaten Paser penting karena akan menjadi sumber air irigasi lahan persawahan para petani, khususnya di Kecamatan Babulu.
“Keberadaan bendung Sungai Talake berpengaruh besar pada peningkatan hasil panen petani Kecamatan Babulu,” ujar Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara Wakidi di Penajam, Selasa, (21/11/2023).
“Pada musim kemarau banyak lahan persawahan di wilayah Babulu kekeringan serta mengalami puso atau gagal panen sebab kekurangan air,” katanya.
Menurut dia, dari ribuan hektare lahan produktif di wilayah Kecamatan Babulu, hanya sekitar 200 hektare lahan pertanian yang terairi.
Kendala utama pertanian di wilayah Penajam Paser Utara adalah masalah pengairan, karena selama ini lahan persawahan mengandalkan air hujan atau sawah tadah hujan.
“Jika musim hujan lama, petani bisa tanam padi tiga kali setahun, sedangkan saat kemarau hanya bisa menanam sekali atau dua kali, bahkan sering gagal panen,” ucap Wakidi.
Bendung gerak Sungai Talake, menurut dia, menjadi satu-satunya solusi untuk bisa mengatasi kurangnya pasokan air untuk lahan persawahan sehingga hasil panen maksimal.
Sejak Kabupaten Penajam Paser Utara terbentuk 18 tahun lalu, sampai sekarang para petani di daerah setempat masih terkendala sumber air untuk pengairan lahan persawahan.
Bahkan, upaya Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara untuk membangun sejumlah sarana dan prasarana irigasi juga tidak berfungsi maksimal, sebab sumber air yang ada tidak memadai.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, kata Wakidi, harus aktif melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Paser serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur agar bendung gerak Sungai Talake segera dibangun.
Kendala utama pertanian adalah masalah pengairan. Jadi, bendung Sungai Talake sangat dibutuhkan para petani sebagai sumber air irigasi,” kata Wakidi. (ADV/CB)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com