PENAJAM – Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) bersama dengan Kriya Inovasi Mandara (KIM) melaksanakan pelatihan pembuatan kriya limbah sabut kelapa melalui program Pemanfaatan Ualng Sabut Kelapa (PUSAKA) di Kelurahan Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Pelatih didatangkan langsung dari Yogyakarta yakni Omah Sabut Kelapa (OESAKA). Mereka memberikan pelatihan terkait pembuatan sebuah produk dari limbah sabut kelapa berupa tempat tisu, sapu, tas dan berbagai jenis produk lainnya kepada belasan peserta dari warga Siloloang.
Community Development Officer PHKT Andita H. Kurnia mengatakan bahwa program PUSAKA memiliki anggota sebanyak 20 orang. Mereka dilatih untuk dapat memanfaatkan bahan bekas dari sabut kelapa yang nantinya bisa memberikan dampak peningkatan perekonomian.
“Untuk pengelolaan program PUSAKA dari PHJKT sekitar 20 orang. Dari situ kita mulai kasih pelatihan sejak tahun 2022. Mereka juga kita ajak ke Yogya. Ternyata banyak hal loh yang bisa dikembangkan dari sabut kelapa. Bukan hanya buat media tanam anggrek,” kata Andita.
Harapanya, kata Andita produk-produk yang dihasilkan dari pemanfaatan sabut kelapa dapat dikenal dimanca negara, sampai tingkat ekspor.
“Dari PHKT, kedepannya harapannya, produk ini bisa dikenal di manca negara, bisa ekspor,” kata dia.
Pengolahan sabut kelapa di Kelurahan Saloloang sebagai bentuk inovasi sosial dan lingkungan pada Program PUSAKA, dapat mengurangi dampak lingkungan berupa pengurangan emisi dan limbah.
Sementara itu, Ketua Koperasi Kriya Inovasi Mandara (KIM) Rusni Pebriyanti menyampaikan apresiasinya kepada PHKT telah memfasilitasi kegiatan pelatihan yang melibatkan perempuan dari Kelurahan Siloloang.
“Pelatihan ini melibatkan perempuan, ada sekitar 15 orang. Kami memberdayakan kaum perempuan yang ikut pelatihan, karena mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengelola sabut kelapa,” kata Rusni.
Ia berharap dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan ini, dapat memberikan pemahaman terkait pembuatan limbah sabut kelapa. Dan diharapkan dapat meningkat perekonomian masyarakat sekitar.
“Harapannya, peserta dapat memahami dan bisa terus berinovasi untuk membuat produk-produk dari sabut kelapa,” harapnya.
Tim Redaksi CahayaBorneo.com