PENAJAM – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Penajam Paser Utara (PPU) menjadi salah satu sekolah yang menjalankan pilot project Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) melalui program Bakti Sosial yaitu dengan membagikan makanan bergizi bagi 2.500 masyarakat di PPU.
Kepala SMP Negeri 5 PPU Yaleswati mengaku bangga, sekolahnya menjadi salah satu pilot untuk menjalankan program SLP. Melalui prgram bakti sosial yang mengusung tema peduli dan berbagi di SMP Negeri 5.
“Melalui prgram SLP, hari ini kita laksanakan program bakti sosial sekolah yaitu makanan bergizi bagi masyarakat,” kata Yaleswati.
Ia menjelaskan prgram bakti sosial peduli dan berbagi merupakan gagasan SMP Negeri 5 PPU yang diperoleh melalui program SLP.
“Gagasan yang kami peroleh saat Lounching LSP pada waktu itu, kemudian kami bicarakan dengan komite sekolah,” kata dia.
Ia merinci, adapaun makanan bergizi yang pihaknya kelola nenggunakan sayur daun kelor, lantaran menurutnya daun kelor merupakan makanan yang memiliki gizi yang tinggi.
“Kita ambil daun kelor karena daun kelor itu merupakan tanaman dewa. Dewanya obat. Jadi anak sejak dini dikenalkan untuk melakukan pencegahan. Mengkonsumsi daun kelor. Jadi daun kelor dengan perpaduan sayur yang lain kemudian,” kata dia.
Sementara itu Ketua Penggerak Tim PKK Kabupaten PPU, Linda Romauli menjelaskan bahwa projek SLP dilaksanakan sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila yang diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami pengetahuan atau sebagai proses penguatan karakter, sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya dengan tujuan menjadi pelajar indonesia yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
“Ini kan salah satu program dari sekolah, salah satu kegiatan untuk mengimplementasikan nilai-nilai di Pancasila karena ini adalah pendidikan karakter, anak-anak diajarkan untuk berbagi kepada sesama. Di sini juga terlihat gotong royong antara orang tua. Jadi program ini diberikan kepada siswa, tetapi dengan sendirinya didukung oleh semua warga sekolah, warga sekolah ada orang tua, komite ada guru dan siswa itu sendiri,” jelas Linda. (ADV/CB)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com