Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

LIFESTYLE

Cahaya yang Tak Terlupakan: Nostalgia Lampu Gantung Minyak Tanah Generasi 90-an

badge-check


					Screenshot Perbesar

Screenshot

LIFESTYLE — Sebelum cahaya listrik menjangkau seluruh pelosok negeri, lampu gantung minyak tanah adalah sumber penerangan utama di banyak rumah Indonesia. Bagi generasi 90-an, cahaya temaramnya bukan sekadar penerang, tapi bagian dari cerita masa kecil yang hangat dan sederhana.

Lampu gantung minyak tanah biasanya tergantung di tengah ruang keluarga atau dapur. Terbuat dari kaca atau logam dengan sumbu kain di tengah, lampu ini bekerja dengan cara menyerap minyak tanah melalui sumbu, lalu membakarnya untuk menghasilkan cahaya. Nyala apinya yang tenang dan berkelip menciptakan suasana malam yang hening dan damai.

Pada masa itu, keberadaan lampu ini erat dengan rutinitas harian: menuang minyak, memotong sumbu, dan membersihkan kaca dari jelaga. Semua dilakukan secara manual dan menjadi bagian dari kebiasaan yang melekat dalam kehidupan rumah tangga. Anak-anak belajar di bawah cahaya remang-remang, sementara orang tua menyiapkan makan malam atau bercerita sebelum tidur.

Seiring berkembangnya teknologi dan meluasnya akses listrik, lampu gantung minyak tanah perlahan ditinggalkan. Namun, bagi banyak orang yang tumbuh di era 90-an, benda ini menyimpan kenangan yang tak tergantikan tentang kesederhanaan, kebersamaan, dan suasana malam yang berbeda dari hari ini.

Kini, lampu gantung minyak tanah lebih sering dijumpai sebagai barang antik atau koleksi pribadi. Meski tak lagi digunakan, nilainya tetap tinggi dalam ingatan kolektif masyarakat, terutama mereka yang pernah merasakan hangatnya cahaya dari api kecil yang penuh makna itu. CB/NANABQ)

Penulis : Nanabq

Editor   : Nanabq

Dapatkan breaking news dan berita pilihan langsung di ponselmu!
Gabung sekarang di WhatsApp Channel resmi Cahayaborneo.com:
https://whatsapp.com/channel/0029VaeJ8yD6GcGMHjr5Fk0D
Pastikan WhatsApp sudah terinstal, ya!

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Dari Hobi Jadi Cuan, Fotografer Street Penajam Raup Ratusan Ribu Sehari

15 Agustus 2025 - 19:13 WITA

Brokoli: Sayuran Kaya Nutrisi dengan Beragam Manfaat Kesehatan

8 Juni 2025 - 08:05 WITA

Kopi Gerobak Keliling Trend Ngopi ala Kafe

7 Juni 2025 - 08:38 WITA

3 Aplikasi Belajar yang Bikin Belajar di Rumah Jadi Lebih Mudah dan Seru

1 Juni 2025 - 09:10 WITA

Cegah Pelecehan Anak, Dr. Boyke: Pendidikan Seks Tak Bisa Lepas dari Agama dan Budi Pekerti

31 Mei 2025 - 19:30 WITA

Trending di LIFESTYLE