PENAJAM – Sebagai langkah proaktif untuk menekan penyebaran penyakit malaria, Dinas KKesehatan (Dinkes) Penajam Paser Utara (PPU) telah mendistribusikan 60.000 kelambu kepada warga, terutama di Kecamatan Sepaku.
Inisiatif ini merupakan respons langsung terhadap meningkatnya risiko penularan malaria, terutama mengingat banyaknya kasus dari daerah lain.
Kepala Dinas Kesehatan, Grace, menjelaskan bahwa semua kasus malaria yang dilaporkan di Sepaku merupakan kasus impor, dengan pasien yang tertular penyakit tersebut berasal dari daerah seperti Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Parasit malaria yang dominan ditemukan di wilayah tersebut adalah Plasmodium malariae dan Plasmodium vivax.
“Fokus utama kami adalah memberantas nyamuk Anopheles, vektor utama penularan malaria. Dengan menggunakan pendekatan multi-cabang, termasuk penempatan briket larvasida di air yang tergenang untuk membunuh larva nyamuk,” ujarnya Rabu (16/10/2024).
“Selain itu, operasi pengasapan sedang dilakukan di lokasi-lokasi strategis, seperti istana presiden dan daerah-daerah dengan konsentrasi pekerja konstruksi yang tinggi,” tambah Grace.
Daerah yang menjadi perhatian khusus adalah Sotek, yang terletak sekitar 150 kilometer dari Ibu KotaNusantara(IKN).
Dengan sejarah infeksi malaria di daerah tersebut, Dinkes PPU bekerja keras untuk mencegah penyebaran penyakit malaria, termasuk ke ibu kota baru.
“Kelambu sangat penting terutama bagi para pekerja dan penebang liar yang sering memasuki kawasan hutan, di mana risiko tertular malaria jauh lebih tinggi,” tambahnya
Pembagian 60.000 kelambu merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Provinsi (Pemprov) yang lebih luas untuk melindungi penduduk dari malaria.
Namun, lembaga tersebut khususnya prihatin dengan kerentanan ibu hamil terhadap malaria, karena penyakit tersebut dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi ibu dan anak.
“Dengan menggabungkan upaya ini diharap kesadaran publik dapat mengurangi penularan malaria dan membina masyarakat yang lebih sehat. Warga didorong untuk menggunakan kelambu yang disediakan dan tetap waspada terhadap gigitan nyamuk,” tambahnya.
Pendekatan komprehensif PPU terhadap pencegahan malaria menjadi model bagi wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa. Melalui kerja sama antara badan kesehatan dan masyarakat, PPU berupaya mewujudkan masa depan bebas malaria. (ADV/CB/AJI)
Tim Redaksi CahayaBorneo.com