Menu

Mode Gelap
Basuki Hadimuljono dan Jess Dutton Bahas Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara PUPR PPU Terkendala Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Dekat IKN Jaga Kelestarian Lingkungan Lewat Penanaman Pohon di KIPP IKN Delegasi Sabah Kunjungi Ibu Kota Nusantara, Eksplorasi Potensi Investasi dan Kerja Sama Otorita IKN Terima Kunjungan Delegasi Pengusaha Rusia, Bahas Peluang Kerja Sama Pembangunan IKN PPU Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan, Dorong Peningkatan Kapasitas

IBU KOTA NUSANTARA

Wujudkan Masa Depan Transportasi Cerdas dan Berkelanjutan : Otorita IKN Persiapkan Proof-of-Concept (PoC) Trem Otonom Terpadu

badge-check


					Foto: Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Mohammed Ali Berawi. (DOK. Istimewa) Perbesar

Foto: Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Mohammed Ali Berawi. (DOK. Istimewa)

NUSANTARA – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) meninjau persiapan Proof-of-Concept (PoC) Trem Otonom Terpadu atau Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN pada Sabtu (10/8/2024).

Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara OIKN dan Norinco, dengan partisipasi dari CRRC, produsen sarana perkeretaapian terkemuka asal Tiongkok.

Pelaksanaan PoC ini akan berlangsung selama 2 bulan, dimulai pada tanggal 10 Agustus hingga bulan Oktober 2024.

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Mohammed Ali Berawi menyampaikan bahwa Trem Otonom Terpadu tersebut merupakan teknologi baru di moda transportasi darat, “Trem Otonom Terpadu ini merupakan hybrid system dari sistem transportasi Light Rapid Transit (LRT) atau kereta ringan dan Autonomous Bus.”

”Bicara karakter bis, Trem Otonom Terpadu ini memang menggunakan ban karet dan bergerak di jalan. Tapi kalau kita bicara karakter kereta api, pertama dia punya virtual track, bentuknya marka jalan kemudian detect melalui sensor LIDAR (Light Detection and Ranging) dan GPS. Jadi punya dedicated line dan sifatnya autonomous. Kedua, ruang kemudi ada dua di depan dan di belakang, ini menunjukkan trem ini bisa bergerak forward (maju dari depan) dan backward (maju dari belakang).”

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa PoC yang dilakukan bertujuan untuk menguji keandalan teknologi dan keandalan produk pada Trem Otonom Terpadu tersebut.

“Nanti kita lihat, apakah Trem Otonom Terpadu ini benar fully autonomous ataukah masih menggunakan manual dan otomatis.” kata dia.

PoC Trem Otonom Terpadu tersebut juga melibatkan berbagai pihak termasuk Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan, untuk memastikan seluruh sistem mulai dari sarana kereta hingga infrastruktur pendukung berfungsi dengan baik dan aman, serta sesuai dengan regulasi transportasi.

Ali juga menjelaskan bahwa Trem Otonom Terpadu tersebut memiliki beberapa kelebihan, yaitu dari biaya investasi yang jauh lebih efisien dibandingkan dengan kereta konvensional yang menggunakan rel; dan dari segi kapasitas, Trem Otonom Terpadu tersebut dapat mengangkut penumpang secara masif dengan kapasitas mencapai 300 orang dalam 3 gerbong, hingga 500 orang dalam 5 gerbong dalam satu trainset_dengan sekali perjalanan.

Saat ini Kementerian PUPR sedang membangun 8 halte ultimate (utama) untuk menunjang operasional Trem Otonom Terpadu, yang akan digunakan ketika loop ultimate (jalur lintasan utama) sudah siap digunakan seluruhnya, dengan rute dari Sumbu Kebangsaan Sisi Barat, depan Istana Presiden, Sumbu Kebangsaan Sisi Timur hingga kembali ke Sumbu Kebangsaan Sisi Barat dengan total jarak sekitar 4,9 km. Dalam sekali pengisian daya dapat menempuh hingga jarak 70 km.

Trem Otonom Terpadu ini akan menjadi teknologi pertama di Indonesia yang diuji coba tanpa rel, menggunakan baterai yang dipandu oleh marka jalan.

Ali menegaskan uji coba moda transportasi ini dilakukan untuk menilai keandalan teknis, interoperabilitas, keekonomisan, dan transfer pengetahuan sebelum penerapan di Indonesia khususnya di IKN kedepannya.

Sinergi antara Kementerian dan Lembaga dalam pembangunan Nusantara menunjukkan bahwa pembangunan Nusantara dalam aspek sektoral pun dilakukan dengan tetap mengimplementasikan prinsip 4 K, yaitu komunikasi, koordinasi, konsolidasi, dan kolaborasi, layaknya _one map, one plan, one policy (satu peta, satu perencanaan, satu kebijakan).

Artinya dari mulai perencanaan sampai implementasi, pemerintah sepenuhnya bahu-membahu, semua lini dan sektor terus bekerja sama membangun Nusantara termasuk para stakeholders (pemangku kepentingan).

Keberhasilan Trem Otonom tersebut juga ditentukan oleh partisipasi seluruh pihak termasuk masyarakat yang perlu mempersiapkan diri untuk hidup di area dan era yang memerlukan pembaharuan dari budaya bekerja dalam peradaban baru yang akan diwujudkan, termasuk dalam penggunaan kendaraan otonom sebagai transportasi massal. (CB/Rilis/OIKN)

Tim Redaksi CahayaBorneo.com

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Otorita IKN Buka Lelang Dua Proyek KPBU Hunian ASN Melalui Platform Investara

13 November 2025 - 15:08 WITA

Komisi II DPR RI Dukung Penuh Pembangunan Ibu Kota Nusantara

12 November 2025 - 19:04 WITA

Rudy Mas’ud Resmi Pimpin APPSI 2025–2029, Komit Bangun Sinergi Antarprovinsi di IKN

12 November 2025 - 18:50 WITA

Otorita IKN Teken Enam Kontrak Pembangunan Tahap II, Percepat Proyek Kawasan Legislatif dan Yudikatif

11 November 2025 - 12:03 WITA

Persemakmuran PTKIN Kunjungi IKN: Perkuat Kolaborasi dan Wawasan Pembangunan Hijau

10 November 2025 - 16:37 WITA

Trending di IBU KOTA NUSANTARA